ShareThis

RSS

Dunia yang Menggoda



Sejak zaman dahulu kala, dunia telah menjadi ujian bagi hamba-hamba-Nya. Kesenangan hidup dan warna-warninya telah membuat banyak orang lalai, terlena dan terbuai. Begitu pula yang melanda para muslimah hari ini. Banyak dari mereka yang menjadi ‘korban’ hedonisme ala barat. Bergaul secara bebas tanpa batas, mengikuti tren mode yang melanggar syariat, bergaya hidup semau gue tanpa peduli dengan aturan dan ketetapan Allah. Dunia begitu menggoda, hingga sulit rasanya menahan diri dan mengendalikan hawa nafsunya.
            Life style muslimah saat ini tidak lepas dari pengaruh majalah dan tontonan yang mereka konsumsi. Sehingga kedua hal tersebut telah memberikan gambaran dan membentuk pola pemikiran yang menganggap bahwa kehidupan ala barat (yang notabene bertentangan dengan syariat Islam) adalah lebih baik dan lebih menyenangkan. Dengan kata lain, lebih memuaskan hawa nafsu. Karena memang, hawa nafsu manusia cenderung kepada pemuasan syahwat, tak peduli harus melanggar syariat. 
Padahal, berapa banyak  kerusakan yang kemudian terjadi pada muslimah kita. Berapa banyak yang kemudian tak lagi malu menonjolkan bagian-bagian tubuhnya yang seharusnya ditutupi, berapa banyak yang kehilangan kehormatan (baik dalam arti keperawanan maupun sudah ‘dipegang-pegang’), ataupun MBA (married by accident alias hamil di luar nikah). Nas’alullah afiyah.
Kesenangan dunia dan kebebasannya telah melenakan kebanyakan muslimah. Membuat mereka lupa pada Rabb-nya, bahkan lupa pada diri mereka. Bahwa nantinya mereka akan mempertanggungjawabkan setiap amal mereka, dan akan mendapat balasan sesuai dengan perbuatannya.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka Itulah orang-orang yang fasik.” (QS Al-Hasyr:18-19)
Dunia yang indah ini memang menjadi godaan yang berat bagi muslimah yang kurang kuat memegang dien mereka. Jika kurang erat genggamannya pada ikatan iman, alih-alih akan terseret oleh deras arus kehidupan yang semakin berkiblat pada Barat. Dengan slogan freedom & love, orang-orang Barat menggiring remaja muslim ke arah kebebasan berpikir dan bersikap. Bebas, lepas, tidak peduli lagi dengan segala macam tetek bengek aturan, terutama aturan Islam. Tak mengapa tetap muslim, asalkan jauh dari nilai-nilai Islam. Biarlah Islam sekadar identitas, bukan jati diri. Segala bentuk produk baik pemikiran dan tingkah laku mereka gencarkan, supaya generasi Islam menjadikan mereka sebagai panutan.
Kehidupan yang jauh dari nilai-nilai Islam dan lekat dengan gaya hidup orang-orang kafir, seharusnya tak membuat kita kepincut dan ingin menikmatinya. Karena Allah telah berfirman, “Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya.” (QS Ali ‘Imran:196-197).
Dan seharusnya, seorang muslimah bersabar atas setiap godaan dunia yang menari-nari dihadapannya. Karena kesabaranlah sebaik-baik sikap dalam sebuah perjuangan menetapi kebenaran. Sabar untuk menaati Allah, sabar untuk tidak bermaksiat kepada Allah, dan sabar dalam ujian yang diberikan Allah.
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Rabb-nya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melampaui batas.” (QS. Al-Kahfi:28)
            Dunia ini hanya sementara. Ibarat sebuah perjalanan, dunia hanyalah tempat untuk mampir ngombe. Beristirahat sejenak melepas lelah dan dahaga sekadarnya, kemudian melanjutkan perjalanan kembali. Bukan malah berleha-leha dan lupa akan tujuan perjalanan sebenarnya. Perjalanan kita masih panjang. Dan negeri akhirat lah akhir perjalanan kita. Surga yang indah penuh kenikmatan, ataukah neraka menyala dengan segenap kesengsaraannya.  Kita sendiri yang menempuh perjalanan itu, sehingga kita yang lebih tahu, ke arah mana perjalanan yang kita tempuh. Maka sebelum terlambat, arahkan kemudi perjalanan hidup kita di dunia, menuju terminal akhir di kerajaan surga yang mewah. Bukan kolong neraka penuh siksa.
         “Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.” (QS Al-Mu’min:39)
            Jadikanlah dunia sebagai ladang untuk beramal shalih. Manfaatkan dunia sebagai sarana menegakkan ibadah kepada Allah. Biarlah dunia sekadar di tangan kita, bukan di hati kita. Dengan menempatkan dunia di tangan, maka kita bebas mengendalikan dunia dan bukan sebaliknya. Karena jika dunia berada di hati kita, dunia akan mengendalikan kita dan kita pun akan terbius oleh gelimang dunia dan dibuat terkapar olehnya. Pastikan, bahwa kita bukan budak dunia, melainkan majikan dunia yang hendak mengarahkannya dalam realisasi ibadah kita sebagai hamba Allah. Biarlah akhirat yang memenuhi hati kita. Tanpa harus melupakan bagian dari dunia sebagai pemenuhan kebutuhan kita.
            “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik  kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS Al-Qashshash: 77)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.