ShareThis

RSS

Mencium Aroma Surga

Di tengah perang Uhud yang berkecamuk, posisi pasukan kaum muslimin semakin terdesak. Seorang lelaki tampak bersemangat melawan serangan musuh. Perang ini adalah perang perdana baginya. Laki-laki itu berkata, "Ya Allah! Aku mohon maaf kepada-Mu dari apa yang diperbuat mereka--orang orang musyrik."

Ia pun merangsek maju, menemui kawannya yang bernama Saad bin Muadz. Lelaki itu berkata kepada kawannya, "Wahai Saad! SURGA! Demi Rabb-nya Ka'bah! Sungguh aku mencium aromanya dari kaki bukit Uhud!"

Ia pun menerjang serangan musuh. Terus melawan dan menebaskan pedang. Tak peduli dengan sabetan pedang yang menyayatnya. Tak peduli dengan hunjaman tombak yang menusuknya. Bahkan, ia tak peduli dengan panah-panah yang menancap di tubuhnya.

Ia terus saja maju melakukan perlawanan. Aroma surga membuatnya tak merasakan lagi rasa sakit yang mendera. Aroma surga telah menerbangkan jiwanya. Hingga tubuhnya tercincang dan tak seorang pun mengenalinya.

Tak ada yang tahu siapa gerangan jasad terkoyak berlumurkan darah itu. Hingga datang saudara perempuannya yang bisa mengenalinya. Lelaki itu adalah Anas bin Nadhr. Syahid dengan 80 luka sabetan pedang, tusukan tombak dan tancapan panah memenuhi tubuhnya. Dia dibunuh dan dicincang. Fisiknya boleh jadi remuk redam. Namun, ruhnya telah terbang menuju keridhaan Rabb-Nya di surga, yang telah ia cium aromanya sebelumnya...

Mencium aroma surga. Bilakah kita bisa menghirupnya? Semerbak wanginya yang entahlah seperti apa harumnya... Hanya orang-orang tertentu yang bisa merasakan aromanya...

Mengingatkan pada sebuah syair yang diteriakkan dengan lantang oleh lelaki lain di sebuah perang melawan pasukan Romawi, Perang Mu'tah.

Wahai surga yang kudambakan sebagai penghuninya
Harum semerbak aromanya
Sejuk segar airnya

Dialah Ja'far bin Abu Thalib, seorang mujahid tangguh yang bertempur melawan sepasukan serdadu Romawi.

Setelah itu, mereka pun mengepung Ja'far hingga tak ada celah baginya. Mereka menebas tangan kanannya yang memegang panji Islam. Sebelum tangan kanannya putus, disambarnya panji dengan tangan kirinya. Mereka lalu menebas tangan kirinya, hingga putus pula tangan kirinya.

Namun, meski kedua tangannya putus, ia tetap berusaha mempertahankan panji dalam dekapan dadanya, dengan mengapitnya di kedua pangkal lengannya.

Penuh tekad ia berusaha, mempertahankan panji Islam agar tak terjatuh, selama hayat masih di kandung badan. Hingga ia tergeletak dengan panji dalam dekapan kedua pangkal lengan yang tersisa. Ia pun menemui Rabb-nya dengan kisah kesyahidan yang indah. Gugur sebagai salah satu syuhada' fi sabilillah.

Maa syaa'a Allah... Laa quwwata illa billah..

~~~

Mencium aroma surga. Hmm.. Betapa nikmatnya..

Ibarat menghirup aroma secangkir kopi, sudah terasa lezat meski belum mencicipi...

Mencium aroma surga. Hmm.. Entahlah seperti apa wangi aromanya..

Kalaupun tak bisa menghirup aromanya di dunia, semoga bisa menikmati lezatnya rasa surga yang sesungguhnya..

~~~

Allahummarzuqna syahadatan fi sabilillah...

Allahumma inna nas'aluka ridhaka wal jannah wa nas'aluka ladzdzatan nadhari ila wajhika wa na'udzubika minannar...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sungguh, Aku Iri!

Saat melihat atau mengetahui sosok seorang hafidz/hafidzah, membayangkan bagaimana Kalamullah ada di dalam relung hati dan dada-dada mereka..

Untaian ayat yang senantiasa melekat dan mendarah daging dalam diri mereka. Bukan nyanyian ataupun syair picisan, tapi Kalamullah.. Ayat-ayat Allah.. Yang sewaktu-waktu bisa terlantunkan, anytime! Dari al-fatihah hingga an-naas.. Utuh 114 surat. 30 juz. Hafal di luar kepala dengan itqan!

Bukan hanya hafal, melainkan beramal. Beramal dengan petunjuk ayat-ayat yang telah terekam dalam memorinya.. Setiap perilakunya mencerminkan ayat yang dihafalnya..  Kalamullah yang tersimpan di dadanya, tak hanya bacaan yang hanya sampai di tenggorokan, tapi membias dalam amal dan akhlaknya..

Maa syaa' Allah indahnya, bahagianya, dan betapa irinya aku terhadap mereka. Mereka yang dikehendaki Allah dan dimudahkan menjadi penghafal AlQur'an dan beramal di atas petunjuk AlQur'an... Duuh, sungguh aku iri! Aku iri pada mereka!

Pun, saat melihat atau mendengar sosok pejuang-pejuang Allah, pedang-pedang Allah yang terhunus di berbagai belahan bumi ini. Mujahid-mujahid yang berjuang fi sabilillah.. Mengakhiri hidupnya dengan senyuman tersungging. Syahid di jalan-Nya.. Bertemu dengan Rabb-nya dalam  episode terakhir dan terindah sepanjang hidup. Mati karena memperjuangkan agama Allah. Meninggikan kalimat-Nya.. Senyum dan wangi jasadnya menjadi saksi kebahagiaannya berjumpa Sang Kekasih. Mengobati kerinduan yang telah lama menyiksa. Kerinduan yang memupus segala bentuk kerinduan syahwati dan fatamorgana. Kerinduan yang terjawab, bahwa cintanya selama ini tak bertepuk sebelah tangan.

Maa syaa' Allah indahnya, bahagianya, dan betapa irinya aku terhadap mereka. Mereka yang dikehendaki Allah sebagai bagian dari kafilah para syuhada'. Mereka yang mengakhiri hidupnya sebagai Asy-Syahid... Duuh, sungguh aku iri! Aku iri pada mereka!

Semoga rasa iri ini melecutkan sebuah semangat, untuk meniti jalan yang telah mereka lalui... Jalan terjal yang pasti tak mudah menempuhnya, kecuali yang Ia kehendaki. Mudahkan ya Allah! Tidak ada yang sulit bagi-Mu jika Engkau menghendakinya menjadi mudah.. Allahu muyassar...

Allhummarhamna bil qur'an, waj'alhulana imaman wa nura, wa hudan wa rahmah...

Allahummarzuqna syahadatan fi sabilillah...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Diberdayakan oleh Blogger.